Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Menilik Biografi Singkat Tgk Muhammad Daud Beureueh

Gambar
Tgk Muhammad Daud Beureueh di lahirkan di Gampong Beureueh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie tepatnya   pada tanggal 17 Jumadil Awal 1317 H/23 September 1899 M. Ayahnya bernama Teungku Ahmad, merupakan seorang Geusyik (Kepala Desa) di Gampong Beureueh, sedangkan ibunya bernama Aminah. Kakek dari Teungku Muhammad Daud Beureueh merupakan seorang keturunan raja Pattani Darussalam (bagian dari negara Thailand). Nama beliau adalah Haji Muhammad Adamy. Setelah beranjak dewasa, Teungku Muhammad Daud Beureueh menikahi seorang wanita yang merupakan istri pertamanya bernama Cut Halimah (Usi). Cut Halimah ini sendiri merupakan perempuan janda anak saudara kandung dari ayahnya sendiri. Dari perkawinannya itu, beliau di karunia tujuh orang anak, yaitu Hj. Siti Maryam, Tgk H M. Hasballah, Hj Saidah, Hj Raihana, Tgk H Musthafa, Tgk Saifullah, dan Tgk H Ma’mun. Sementara dari pernikahan yang kedua dengan Teungku Asma (dari Paleue) pada tahun 1928, beliau kembali di karuniai tiga orang putr...

Keubeu Weng Penggiling Manisan Tradisional Dari Pidie

Gambar
Foto : Proses pembuatan tebu menjadi air meulisan, Gampong Kuthang, Mukim Kambhuek, Kec Mutiara Timur, Kab Pidie KABUPATEN PIDIE menyimpan ragam pesona alam yang indah, di tanah kelahiran Teuku Chik Di Tiro ini juga dapat kita temui perangkat jadul untuk mengolah tebu menjadi air meulisan yang kental. Meulisan adalah air tebu yang dimasak lama hingga mengental dan biasanya sering digunakan dalam berbagai makanan seperti lincah busu (rujak Aceh) yang sangat terkenal di Pidie. Pengolahan tebu menjadi meulisan dilakukan dengan cara sangat tradisional, yaitu dengan mengandalkan seekor kerbau yang berputar menarik mesin penggiling. Dalam bukunya C. Snouck Hurgronje Orang Aceh menjelaskan sebagai dasar dari alat membuat malisan tradisional ini adalah gelondongan kayu besar, di atas kayu besar ini di letakkan secara berdampingan dua tangkai berbentuk melingkar ke atas (weng), dua tangkai ini di pegang dengan dua palang horizontal (blida) yang di pasang dengan sudut elevasi tertentu....