Benteng Kuta Asan
Banyak yang tidak menduga di Pidie terdapat sebuah benteng pertahanan terbesar pada masa kesultanan kerajaan aceh Darussalam pada masa lalu,itu terbukti dengan terdapatnya sebuah bangunan tua yang berbentuk benteng pertahanan di gampong lampoh lada kecamatan pidie,kabupaten pidie.
Bangunan yang berbentuk
persegi serta terdapat meriam sisa peninggalan bangsa portugis tersebut kini
kondisinya sangat memperihatinkan,selain bangunan yang banyak di tumbuhi semak
belukar di sampingnya,serta bangunan yang tidak terawat menjadikan bangunan
tersebut seperti tidak berpenghuni,padahal di atasnya terdapat sebuah rumah
yang telah di bangun dan di jadikan sebagai Mess,atau yang lebih dikenal
sebagai “Mess kupaleh”.
Bangunan yang dulunya
sebagai benteng pertahanan aceh ini ternyata mempunyai kisah yang sangat heroik
pada masa perang dulu,itu terbukti dengan di temukannya sejarah di mana benteng
inilah yang menjadi saksi bisu saat belanda menyerang pasukan Teuku Pakeh
Dalam,saat itu pada tahun 1873 kapal belanda tiba di pidie dan tepatnya di
kuala pidie yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi taman santai sore warga
kota sigli.
Satu skuadron kapal
belanda langsung memuntahkan meriam ke rumah-rumah penduduk,hal tersebut
membuat warga kocar-kacir menyelamatkan diri,benteng kuta asan yang sangat jauh
dari pantaipun mampu di jangkau oleh meriam-meriam belanda hingga mengalami
kerusakan,itu terlihat dari bangunan yang berada di samping benteng yang hancur
di terjang meriam-meriam belanda.
(Benteng Kuta Asan),"picture khalid
muttaqin".
Peranan
prajurit-prajurit di pidie yang dipimpin oleh Teuku Pakeh Dalam cukup
merepotkan belanda saat menyerang aceh yang ke dua kalinya pada masa
itu,setelah gagal pada agresi militer pertama,pertempuran terbukapun tidak
dapat di hindarkan,dengan banyaknya korban dari pihak pasukan belanda.
Pertempuran yang
berlangsung hingga satu hari tersebut
belanda akhirnya menyimpulkan tidak bisa merebut kuala pidie dan benteng kuta
asan,sehingga mereka kembali ke kuta radja (banda aceh) dengan sia-sia
Gerbang utama benteng letaknya disebelah utara pintu masuk (gerbang) stadiun saat ini. Disisi kiri dan kanan gerbang, ada gundukan tanah seperti bukit buatan yg meninggi sekitar 3-4 meteran memanjang kearah timur dan barat stadiun. Didalam gerbang utama benteng ada nisan2 serdadu/petinggi belanda yang tidak terurus. Akhir 90an masih bisa disaksikan kekokohan benteng kuta asan tsb, sebelum akhirnya stadiun di rombak dan dihilangkan nilai2 sejarah yang sudah beratus tahun keberadaanya. Karena apa, karena sejarah tidak ada nilai jualnya, tidak ada untungnya bagi mereka2 yang tidak mau tau akan warisan endatu.
BalasHapus