5/17/2017

Kandang (Pemakaman Raja)

Saya beserta teman-teman beberapa waktu lalu kembali melakukan perjalanan mencari tapak tilas sejarah tentang kerajaan-kerajaan yang berada di Aceh,karena masih di hantui rasa penasaran kamipun melanjutkannya,sekarang kami mendapatkan informasi dari seseorang warga di sigli yang mengatakan bahwa di daerah Kota Bakti tepatnya di Gampong Kandang ada sebuah pemakaman Raja atau yang biasa orang di situ menyebutnya komplek pemakaman Poeteumereuhom.


Biar saya jelaskan dulu yang di maksud dengan poeteumeurehom,yaitu Poe (Raja),sedangkan teumereuhom adalah sebutan kepada yang sudah meninggal,jadi bisa di artikan sebagai tempat Raja yang sudah meninggal (Mangkat).


Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan dari kota sigli ke kota bakti dan terlebih dahulu melewati garot,serta glee gapui (Universitas Jabal Ghafur),dalam perjalanan selain tujuan utama adalah ke makam poeteumerhom kami sempat singgah di garot,melayu,serta gampong ilot,di sana banyak juga terdapat makam-makam lama yang sudah rusak maupun batu nisannya tidak tertata rapi lagi.


Dan sebagiannya malah sudah di jadikan sebagai tempat untuk mengasah parang masyarakat di gampong tersebut,sangat di sayangkan sebuah nisan makam di jadikan tempat seperti itu,padahal kita sebagai penerus dari sejarah tersebut sudah sepatutnya menjaga dan merawat tempat-tempat seperti itu. 



Makam-makam yang kami temui serta cerita dari masyarakat  sekitar

Makam teungku Hagu di garot




Makam bintara puteh di melayu




Makam teungku di aceh ,begitu orang menyebutnya,yang berada di ilot




 Makam poeteumerhom (Kandang),kota bakti





Tanpa ada sejarah yang jelas kapan makam-makam tersebut di temukan dan sudah ada disana,serta siapa nama dari empunya makam tersebut,hanya saja cerita secara turun-temurun yang di ceritakan tanpa ada bukti yang kongrit serta kejelasan dari cerita tersebut,jadi kami tidak bisa memastikan cerita itu benar atau salah.

Dan selanjutnya kami pun melanjutkan perjalanan ke Kandang walupun matahari sangat terik tapi tidak menyurutkan niat kami untuk sampai di sana,setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan harus bertanya sana-sini akhirnya kami pun menemukan makam yang kami telusuri,jarang sekali yang tahu bahwa di sana terdapat makam-makam dari raja Aceh terdahulu kecuali kita bertanya pada orang sekitar.

Terlebih papan informasi yang tidak ada,serta sedikitnya informasi tentang makam tersebut menjadikan agak tertutup informasi keluar.saat kami memasuki area makam kami di sambut dengan keadaan alam yang masih asri serta pepohonan yang masih sangat lebat tidak heran kalau para penziarah jarang kesana.

Komplek makam kendati berada di tengah-tengah sepetak tanah yang juga di kurung semak-semak, namun kondisi makam sudah lebih lumayan,warga sekitar membangun penutup makam dari beton untuk melindungi makam-makam dalam komplek kandang tersebut.

Dalam kandang terlihat batu-batu nisan makam yang bervariasi,tipe nisan samudra pasai,plang pleng,aceh Darussalam,tipologi masing-masing batu nisan menunjukkan keberasalannya dari berbagai masa dan tempat,ada juga yang selama ini belum pernah di jumpai di tempat lain di aceh.

Nisan-nisan dengan puncak berbentuk (qalansuwah) orang-orang arab atau turki,ragam bentuk batu nisan dalam makam tersebut disinyalir ada sebuah kekuatan politik pada saat itu yang menyatukan berbagai wilayah dan kebudayaan di bawahnya.
Dan kami pun mencari tau di mana makam dari Raja tersebut,ternyata makam beliau berada d arah timur dari makam-makam lainnya,tetapi kami tidak bisa memastikan bahwa itu benar atau salah di karenakan informasi yang kami dapatkan belum jelas adanya,tetapi kami meyakini orang yang di kuburkan di komplek makam tersebut pastilah orang-orang penting pada masanya.

Baca Juga:



EmoticonEmoticon