6/08/2017

Rumoh Aceh (khas Pidie)

Rumoh Aceh,siapa yang tidak tahu rumah adat khas Aceh ini,rumah adat yang mempunyai keunikan serta history yang sangat panjang pada masa lalu,tapi sekarang mulai hilang akibat pengaruh dari modernisasi itu sendiri,banyak masyarakat Aceh yang sekarang sudah membuat rumah dari beton.

Padahal menurut para ahli geografis,orang dahulu saat membuat rumoh Aceh tersebut telah terlebih dahulu memikirkan dampak,dan sebab yang akan terjadi,seperti halnya Aceh yang rawan terjadinya bencana,maka rumah panggung seperti rumoh aceh yang sangat cocok di buat.

Bukti jelasnya sudah ada,seperti saat terjadinya gempa di Pidie Jaya (PIJAY) belum lama ini,yang mana banyak bangunan semi dan permanen yang rusak bahkan ambruk tidak membekas,sedangkan rumoh aceh di saat terjadinya gempa hanya bergoyang atau miring tidak sampai roboh.

Seperti saya dan teman saya saat berkunjung ke salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie,yaitu tepatnya di Kecamatan Delima (Reubee),di sana kami melihat sebuah rumah aceh yang unik,yang sangat beda dengan rumah aceh yang kami lihat lainnya.

Kenapa saya mengatakan seperti itu?,rumoh aceh yang terdapat di pasar Reubee tersebut mempunyai keunikan serta kehususan sendiri,dari pada penasaran kami langsung masuk ke dalam perkarangan rumah tersebut dan melihat-lihat isi sekitarnya.

Menurut penuturan warga sekitar,rumah tersebut milik seorang Raja yang mendiami daerah Reubee dahulunya,beliau biasa di panggil Teuku Raja Husen,beliaulah empunya dari rumoh aceh yang berada di Reubee tersebut.dan warga tersebut mengatakan untuk menanyakan tentang rumah tersebut lebih jelas sebaiknya tanyakan saja kepada keluarga dari ahli waris rumah tersebut.

Saya dan temanpun menjadi makin penasaran tentang sejarah dari rumoh aceh tersebut,dan kami menemui seorang cucu dari Teuku Raja Husen tersebut,beliau biasa di panggil Irza,saat kami menemui bang Irza,dia menjelaskan sedikit banyaknya tentang sejarah dari rumoh aceh tersebut.

Dia menjelaskan bahwa rumoh aceh tersebut milik dari Teuku Raja Husen,dan Raja Husen dulunya hidup pada masa sultan iskandar muda, dan pernah juga menuntut ilmu pada Tgk Syik di Reubee ini dulunya adalah seorang Kepala Pemerintahan yang menaungi wilayah kerja Reubee dan sekitarnya, kalau sekarang bisa di katakan sebagai Camat,itu di karenakan dulunya di depan rumoh aceh tersebut terdapat sebuah kantor,tapi sayangnya kantor tersebut telah hancur akibat dari perluasan daerah dan mendirikan bangunan lainnya.

Dia juga menjelaskan menurut cerita dulunya rumoh aceh tersebut di wariskan kepada keluarganya pada masa pemerintahan kolonial belanda,dan rumoh aceh itu sendiri menurut penuturannya berbeda dengan rumoh aceh lain yang terdapat di seluruh aceh,makanya banyak orang yang mengatakan bahwa rumoh aceh ini adalah rumoh aceh khas Pidie.

Kenapa dikatakan beda dengan rumoh aceh di daerah lain,beliau menuturkan rumoh aceh khas Pidie ini mempuya sebuah ruangan sebelum kita menaiki tangga untuk menuju ke seuramoe  yaitu Manjo atau Anjong,yang di pergunakan sebagai ruang tamu atau ruang rapat,dan terdapat pula pintu masuk yang mempunyai ukiran-ukiran unik.

Serta terdapat beberapa ruang lainya di atas,seperti seuramoe agam (laki),seuramoe inoeng (perempuan),seuramoe keu (depan) dan seuramoe likot (belakang),dan juga terdapat sepasang guci yang berada di samping tangga yang dulunya di pergunakan untuk mencuci kaki saat menaiki tangga,tapi sayangnya guci ini tidak ada lagi,dan tidak kalah uniknya romoh aceh tersebut terdapat sebuah tembok tepat berada di belakang dari rumoh aceh, dan juga  banyaknya  ukiran-ukiran unik di semua sisi bangunan dari rumoh aceh.

Dia menjelaskan juga ukiran-ukiran unik itu dibuat dengan bergaya arsitekur Belanda dan Jepang sedangkan dari tembok yang berada di bagian belakang dari rumoh aceh tersebut di buat dengan gaya arsitektur Cina,itulah sisi unik dan dari rumoh aceh khas Pidie tersebut.

Selain di Reubee ada beberapa tempat untuk melihat rumoh aceh tersebut,seperti di Lampoh Saka,Krueng Seumideun ini termasuk dalam kecamatan Peukan Baro,gampong blang Kecamatan Simpang Tiga,teupin raya,gleumpang minyeuk dalam Kecamatan Gleumpang Minyeuk,pasar Pidie termasuk dalam Kecamatan Pidie,geulumpang baro dan mungkin masih banyak di daerah Kecamatan lain yang belum saya datangi.


Rumoh Aceh yang berada di Reubee

 Rumoh Aceh yang berada di Gampong Blang


 Rumoh Aceh yang berada di Lampoeh Saka

Tapi sayangnya dari beberapa rumoh aceh tersebut ada yang sudah mulai keropos dimakan usia adapula yang sudah terbakar,sudah sepatutnya pemerintah seharusnya menjaga dan melestarikan rumoh aceh tersebut.

Sebagaimana yang di katakan oleh bang Irza bahwa rumoh aceh adalah indentitas dari masyarakat Aceh itu sendiri,perjuangan untuk membuat rumoh aceh tersebut sangatlah pahit,makanya kita sebagai penurus dari generasi terdahulu sudah sepatutnya melestarikan,serta menjaga,dan merawatnya.


Baca Juga:



EmoticonEmoticon