Rumoh Aceh (khas Pidie)
Rumoh Aceh,siapa yang tidak tahu rumah
adat khas Aceh ini,rumah adat yang mempunyai keunikan serta history yang sangat
panjang pada masa lalu,tapi sekarang mulai hilang akibat pengaruh dari
modernisasi itu sendiri,banyak masyarakat Aceh yang sekarang sudah membuat
rumah dari beton.
Padahal menurut para ahli
geografis,orang dahulu saat membuat rumoh Aceh tersebut telah terlebih dahulu
memikirkan dampak,dan sebab yang akan terjadi,seperti halnya Aceh yang rawan
terjadinya bencana,maka rumah panggung seperti rumoh aceh yang sangat cocok di
buat.
Bukti jelasnya sudah ada,seperti saat
terjadinya gempa di Pidie Jaya (PIJAY) belum lama ini,yang mana banyak bangunan
semi dan permanen yang rusak bahkan ambruk tidak membekas,sedangkan rumoh aceh
di saat terjadinya gempa hanya bergoyang atau miring tidak sampai roboh.
Seperti saya dan teman saya saat
berkunjung ke salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie,yaitu tepatnya
di Kecamatan Delima (Reubee),di sana kami melihat sebuah rumah aceh yang
unik,yang sangat beda dengan rumah aceh yang kami lihat lainnya.
Kenapa saya mengatakan seperti
itu?,rumoh aceh yang terdapat di pasar Reubee tersebut mempunyai keunikan serta
kehususan sendiri,dari pada penasaran kami langsung masuk ke dalam perkarangan
rumah tersebut dan melihat-lihat isi sekitarnya.
Menurut penuturan warga sekitar,rumah
tersebut milik seorang Raja yang mendiami daerah Reubee dahulunya,beliau biasa
di panggil Teuku Raja Husen,beliaulah empunya dari rumoh aceh yang berada di
Reubee tersebut.dan warga tersebut mengatakan untuk menanyakan tentang rumah
tersebut lebih jelas sebaiknya tanyakan saja kepada keluarga dari ahli waris
rumah tersebut.
Saya dan temanpun menjadi makin
penasaran tentang sejarah dari rumoh aceh tersebut,dan kami menemui seorang
cucu dari Teuku Raja Husen tersebut,beliau biasa di panggil Irza,saat kami
menemui bang Irza,dia menjelaskan sedikit banyaknya tentang sejarah dari rumoh
aceh tersebut.
Dia menjelaskan bahwa rumoh aceh
tersebut milik dari Teuku Raja Husen,dan Raja Husen dulunya hidup pada masa
sultan iskandar muda, dan pernah juga menuntut ilmu pada Tgk Syik di Reubee ini
dulunya adalah seorang Kepala Pemerintahan yang menaungi wilayah kerja Reubee
dan sekitarnya, kalau sekarang bisa di katakan sebagai Camat,itu di karenakan
dulunya di depan rumoh aceh tersebut terdapat sebuah kantor,tapi sayangnya
kantor tersebut telah hancur akibat dari perluasan daerah dan mendirikan
bangunan lainnya.
Dia juga menjelaskan menurut cerita
dulunya rumoh aceh tersebut di wariskan kepada keluarganya pada masa
pemerintahan kolonial belanda,dan rumoh aceh itu sendiri menurut penuturannya
berbeda dengan rumoh aceh lain yang terdapat di seluruh aceh,makanya banyak
orang yang mengatakan bahwa rumoh aceh ini adalah rumoh aceh khas Pidie.
Kenapa dikatakan beda dengan rumoh aceh
di daerah lain,beliau menuturkan rumoh aceh khas Pidie ini mempuya sebuah
ruangan sebelum kita menaiki tangga untuk menuju ke seuramoe yaitu Manjo atau Anjong,yang di pergunakan
sebagai ruang tamu atau ruang rapat,dan terdapat pula pintu masuk yang
mempunyai ukiran-ukiran unik.
Serta terdapat beberapa ruang lainya di
atas,seperti seuramoe agam (laki),seuramoe inoeng (perempuan),seuramoe keu
(depan) dan seuramoe likot (belakang),dan juga terdapat sepasang guci yang
berada di samping tangga yang dulunya di pergunakan untuk mencuci kaki saat
menaiki tangga,tapi sayangnya guci ini tidak ada lagi,dan tidak kalah uniknya
romoh aceh tersebut terdapat sebuah tembok tepat berada di belakang dari rumoh
aceh, dan juga banyaknya ukiran-ukiran unik di semua sisi bangunan dari
rumoh aceh.
Dia menjelaskan juga ukiran-ukiran unik
itu dibuat dengan bergaya arsitekur Belanda dan Jepang sedangkan dari tembok
yang berada di bagian belakang dari rumoh aceh tersebut di buat dengan gaya
arsitektur Cina,itulah sisi unik dan dari rumoh aceh khas Pidie tersebut.
Selain di Reubee ada beberapa tempat
untuk melihat rumoh aceh tersebut,seperti di Lampoh Saka,Krueng Seumideun ini
termasuk dalam kecamatan Peukan Baro,gampong blang Kecamatan Simpang
Tiga,teupin raya,gleumpang minyeuk dalam Kecamatan Gleumpang Minyeuk,pasar
Pidie termasuk dalam Kecamatan Pidie,geulumpang baro dan mungkin masih banyak
di daerah Kecamatan lain yang belum saya datangi.
Rumoh Aceh yang berada di Reubee
Rumoh Aceh yang berada di Gampong Blang
Rumoh Aceh yang berada di Lampoeh Saka
Tapi sayangnya dari beberapa rumoh aceh
tersebut ada yang sudah mulai keropos dimakan usia adapula yang sudah
terbakar,sudah sepatutnya pemerintah seharusnya menjaga dan melestarikan rumoh
aceh tersebut.
Sebagaimana yang di katakan oleh bang
Irza bahwa rumoh aceh adalah indentitas dari masyarakat Aceh itu
sendiri,perjuangan untuk membuat rumoh aceh tersebut sangatlah pahit,makanya
kita sebagai penurus dari generasi terdahulu sudah sepatutnya
melestarikan,serta menjaga,dan merawatnya.
Komentar
Posting Komentar