foto Ade ie leubeu yang di jual di pasar Kembang Tanjong
Aceh merupakan wilayah yang memiliki banyak Suku dan Bahasa,
tidak terkecuali sejarah yang mendunia, yakni peperangan mempertahankan tanah
Endatoe dari tangan bangsa penjajah, serta peristiwa Tsunami 2004 silam yang
memakan banyak korban jiwa.
Sejarah tentang Aceh sangatlah luas,butuh kesabaran dan
keyakinan untuk mengkajinya lebih dalam,sejarah Aceh sendiri meliputi dari
berbagai segi, yakni sejarah Aceh melawan penjajahan, peristiwa Tsunami,
serta Kulinernya.
Sedikit menjelaskan tentang sebuah Kuliner Aceh yang sangat
unik dan masih bertahan sampai sekarang, walaupun kita ketahui sendiri Kuliner
Aceh sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan daerahnya tersendiri, itu
tidak terlepas dengan banyaknya Suku yang ada di Aceh.
Kembang Tanjong yang mempunyai julukan the flower city
sebuah nama Kecamatan yang berada dalam Kabupaten Pidie, daerah yang banyak
menyimpan berbagai macam kuliner khas yang unik dan salah satunya adee ie
leubeu, bentuknya yang sangat kecil dengan ciri khas berwarna kuning telur ini
merupakan hasil racikan dari tangan para perempuan-perempuan di beberapa
Gampong seputaran keude ie leubeu.
Kue unik yang sudah ada sejak 90 an ini masih eksis sampai
sekarang, salah satu Gampong yang membuat kue adee tersebut adalah Gampong
Krueng Dhoe, hampir semua masyarakat di Gampong tersebut memproduksi adee ie
leubeu ini, adee ie leubeu sendiri terbuat dari tepung beras putih, gula pasir,
telur, dan kelapa masak serta yang tidak boleh ketinggalan pewarna makanan,
pastinya tanpa bahan pengawet makanya hanya bisa bertahan selama 2 hari.
Menurut penuturan ibu Herawati, pembuat ade ie leubeu, kue
adee banyak terjual pada bulan puasa, sedangkan pada hari biasa hanya sedikit
yang terjual, dan banyak masyarakat dari luar daerah yang memesan langsung ke
rumah,selain pastinya yang di jual langsung pada warkop di seputaran Kembang
Tanjong.
Masih menurut penuturan ibu Herawati, selama bulan puasa
penjualan kue adee mengalami peningkatan dari hari biasa, misalkan pada hari
biasa dapat terjual 20 hingga 25 kap, sedangkan pada bulan puasa penjualan bisa
mencapai 50 kap perhari, dengan harga yang sangat bersahabat pastinya.
Adee ie leubeu akan terasa lebih maknyus di kombinasikan
dengan pulot teutot alias pulut panggang, karena akan menambah rasa selain rasa
adee itu sendiri sehingga membuat yang makan akan ketagihan, selain di pasarkan
secara tradisional kuliner adee ie leubeu ini telah di kirim ke Seluruh Aceh
hingga ke Mancanegara, seperti ke Malaysia, Singapura, hingga ke Swedia.
Hendaknya dengan perhatian lebih dari pemerhati Kebudayaan,
Tokoh setempat dan Pemerintah Kabupaten, kita mengharapkan agar kue adee ie
leubeu lebih giat untuk di promosikan pada acara-acara pameran baik di dalam
maupun di luar daerah, supaya masyarakat di daerah lain tidak hanya saja mengetahui
Aceh dengan sejarah heroiknya, tapi juga mengetahui kuliner-kuliner khas Aceh
yang sangat enak dan lezat.
EmoticonEmoticon