12/04/2017

Mengenal sosok Tgk Lah, Pejuang Aceh yang ditakuti Lawan


foto: Tgk Abdullah Syafi'i
Sejarah kelam masa lalu Aceh tidak terlepas dari perang yang berkepanjangan. Hal ini seperti benang merah yang tidak putus-putus dan terus berlanjut. Dari masa kerajaan Aceh Darussalam hingga era Reformasi tercatat sudah terjadi beberapa peperangan yang telah dilalui masyarakat Aceh.

Sejarah mencatat, diantara peperangan yang dihadapi masyarakat Aceh terdapat dua peperangan yang  dikenal sepanjang masa, yaitu antara Aceh melawan Belanda serta antara Aceh melawan pihak Indonesia. Korban yang berjatuhanpun sangat banyak dari kedua belah pihak. Hampir 100.000 orang telah meregang nyawa akibat peperangan ini dan paling banyak korbannya adalah masyarakat sipil.

Dalam peperang Aceh terdapat beberapa tokoh yang sangat terkenal seperti Sultan Ali Mughayat Syah, Sultan Iskandar Muda, Keumala Hayati,  Tjut Nyak Dhien, Teuku Umar, Tgk Syik di Tiro, Hasan Tiro dan yang terakhir adalah Abdullah Syafi’i.

Dari beberapa tokoh yang disebutkan diatas, kami akan membahas sedikit sejarah hidup tgk Abdullah syafi’i atau orang lebih kenal beliau dengan sebutan Tgk Lah. Beliau lahir di Matang Glumpang Dua, Bireun pada tanggal 12 Oktober 1947. Beliau berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ia hanya sempat bersekolah hingga kelas tiga di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Peusangan. Setelah putus sekolah, Teungku Lah memilih belajar agama di sejumlah Pesantren di Aceh. Teungku Lah mulai terlibat GAM pada awal tahun 1980 (ada juga kabar yang menyebutkan, Teungku Lah bergabung dengan GAM sehari setelah Hasan Tiro memproklamirkan GAM di Gunong Halimon).

Tgk Lah tidak mendapat pendidikan militer di Libya seperti mantan wakil Guernur Aceh Muzakir Manaf dan anggota GAM lainnya. Inilah yang membuatnya tidak begitu suka dengan penggunaan kekerasan dalam berjuang. Kekuatan senjata hanya untuk mempertahankan diri. Hal ini pula yang membuat Teungku Lah sangat dihormati oleh tentara musuh.

Beliau adalah pemimpin sayap militer GAM. Ia pernah menjabat sebagai Panglima GAM Wilayah Pidie dan terakhir menjabat sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka seluruh Sumatera. Konon, lebih 20 tahun Teungku Lah memimpin gerilyawan GAM di kawasan Pidie dan Bireun. Di kalangan pasukannya Teungku Lah dikenal sangat tegas dan sopan santun. Ia bersahaja itu bisa kita ketahui dari keluarga beliau yang memang berasal dari kalangan ulama, beliau juga merupakan seorang Panglima yang sangat kharismatik, disegani dan ditakuti lawan.

Tgk  Abdullah Syafie meninggal dunia tanggal 22 Januari 2002 di Cubo, Bandar Baru, Pidie Jaya dalam sebuah penyergapan oleh TNI. Sang istri Ummi Fatimah dan dua pasukannya, Tgk Muhammad, M Daud bin Hasyem ikut syahid dalam penyerangan tersebut serta dimakamkan dalam satu liang. Sebelum meninggal, Teungku Lah pernah membuat wasiat, “Jika pada suatu hari nanti Anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah SWT agar mensyahidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tidak ingin memperoleh kedudukan apapun apabila Negeri ini (Aceh) merdeka”.

 foto: Makam Tgk Abdullah Syafi'i, istri, beserta pengawal beliau, Cubo, Bandar Baru, Pidie Jaya

 
 foto: Makam Tgk Abdullah Syafi'i, istri, beserta pengawal beliau, Cubo, Bandar Baru, Pidie Jay
Itulah sejarah singkat dari seorang tokoh yang sangat bepengaruh dikalangan masyarakat Aceh hingga para lawan yang ia hadapi. Semoga amal yang beliau kerjakan didunia diijabah oleh Allah SWT, serta kita sebagai penikmat dari perdamaian ini senantiasa selalu mengingat kepada jasa-jasa para pahlawan terdahulu. Sudah sepatutnya juga kita sama-sama menjaga keutuhan Seuramoe Mekkah Aceh tercinta.

Baca Juga:



EmoticonEmoticon