6/04/2018

Maryam Sang Putri Ali Mughayat Syah

Foto: salah satu kaligrafi pada nisan komplek makam Putroe Bale yang menjelaskan empunya makam tersebut ialah Maryam Putri Mughayat Syah bin Sultan Munawar Syah

Sanggeu sebuah mukim di Kecamatan Pidie yang menyimpan banyak sejarah Pidie. Selain Keulibeut, Sanggeu juga wilayah pusat dari kerajaan Pedir. Banyak peninggalan-peninggalan masa lalu terdapat di mukim Sanggeu. Salah satunya komplek makam Putroe Bale yang terdapat di Gampong Keutapang.

Rindangnya pepohonan sekeliling makam seakan menyambut kedatangan kami saat sampai disana. Kami menelusuri lorong-lorong kecil yang mengantarkan kami pada sebuah bangunan yang didalamnya terdapat beberapa nisan. Nisan tersebut terukir sangat indah. Komplek makam Putroe Balee tertulis pada dinding dari bangunan tersebut.

Terdapat 8 pasang batu nisan yang berjejer rapi dalam komplek tersebut. Sebagian dari nisan tersebut telah patah dan hancur dimakan usia. Nisan-nisan itu mewakili zamannya masing-masing, seperti nisan jenis Bukranc, nisan persegi panjang, dan nisan bundar atau silinder.


 Foto: Komplek makam Putroe bale, Gampong Ketapang Sanggeu

 
 Foto: Para pecinta sejarah sedang melihat nisan-nisan yang terdapat pada komplek makam Putroe Bale 

Terdapat satu keunikan pada sepasang batu nisan yang ada dalam komplek makam tersebut. Hal ini tidak lain karena kaligrafi indah yang dibuat dengan dua baris yang berhadap-hadapan (simetri), sehingga saat kita ingin membacanya bisa dari dua sisi, yaitu atas dan bawah. Inilah keunikan utama dari kaligrafi pada nisan almarhum tersebut serta salah satu warisan kebudayaan dari negeri pedir di zaman kebesarannya.

Kata-kata yang terdapat di salah satu nisan tersebut mempunyai makna yang  diperuntukkan untuk kalimat bercahaya, yaitu kalimat Tauhid: Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan-Nya. Yang paling menerangi dan telah membawa kebaikan bagi seru sekalian alam. Kaligrafi kalimat Tauhid ini dipahat dengan khath Tsuluts. Kita bisa melihat bahwa kaligrafi ini diberi hiasan (zakhrafah) di atas dan di sela-sela huruf-hurufnya.

Pada sisi nisan lain di jelaskan singkat empunya makam tersebut ialah Maryam Putri Mughayat Syah bin Sultan Munawar Syah. Sultan Munawar Syah adalah ayah dan kakek dari sultan-sultan besar Aceh Darussalam. Di batu nisan juga tercatat tahun wafatnya, yaitu, dipenghujung abad ke-16, antara angka tahun setelah 990 H sampai 999 H.

Itulah sepenggal kisah dari komplek pemakaman Putroe Balee. Semoga kedepannya tidak hanya satu makam yang diketahui empunyanya melainnkan juga semua makam yang terdapat pada komplek tersebut. Kami mengharapkan kepada para peneliti sejarah serta pihak pemerintah untuk lebih aktif peduli kepada situs-situs sejarah karena selain menjadi sejarah masa lalu juga bisa dijadikan sebagai tempat kajian dan edukasi kepada para generasi Aceh pada masa depan.

Baca Juga:



EmoticonEmoticon