Mengeskplore Barieh Kala, Sungai di Balik Tebing

Foto: Tebing barieh kala tampak menjulang tinggi

Beberapa bulan yang lalu, tim Beulangongtanoh mengeksplore sebuah sungai yang berada di kawasan pedalaman Padang Tiji. Sungai ini konon katanya di apit oleh tebing dan batu bersusun seperti halnya Lingkok Kuwieng yang berada di wilayah itu.

Setelah ngopi pagi, kamipun langsung berangkat menyelusuri jalan nasional arah Banda Aceh. Sesampainya di pasar Padang Tiji kami berhenti sejenak membeli bekal untuk di bawa kesana sebagai snack. Kami memilih beberapa makanan ringan dan air mineral supaya  tidak terlalu berat dan mudah untuk dibawa.

Perjalananpun di lanjutkan, sesampai di Blang Putek kami belok ke arah Waduk Rajui. Kabarnya, jalan untuk menuju lokasi yang ingin kami tuju harus melawati Waduk Rajui terlebih dahulu. Jalan aspal yang mulus berganti dengan jalan tanah berbatu yang tidak rata setelah melewati Waduk tersebut. Rasa penasaran tentang sungai yang ingin kami tuju mengalahkan semua rintangan di depan mata.


Baca Juga : Tuih Kala, Wisata pedalaman Padang Tiji
 
Karena lokasi belum kami ketahui yang bermodalkan penjelasan seorang teman yang telah pernah pergi, akhirnya kami mengamalkan kata-kata bijak yang sering terdengar di telinga. “Malu bertanya bertanya sesat di jalan”. Pengamalan kalimat itu langsung kami terapkan dengan bertanya kepada seorang pekebun yang sedang melintas. Dari hasil interaksi tersebut kami mendapa sedikit kejelasan. Beliau mengatakan “mungkin saja”. Kami melanjutkan perjalanan berbekal informasi seadanya. Tak lama kemudian kami kembali bertemu dengan seorang pemuda yang sedang membesihkan kebun. Pemuda itu menjelaskan tempat yang kami tuju hampir sampai, hanya berjarak sekitar 50 meter lagi menelusuri kebun warga.

Tujuan kami mulai menemui titik terang setelah desiran air sungai mulai terdengar di telinga walau sumber dari suara tersebut masih mengambang, timur kah, barat kah, atau selatan. Jalan yang kami tempuh menelusuri kebun itu lama kelamaan mulai sempit. Dari kejauhan sumber suara desiran air sungai mulai terlihat dan kami smpai di pinngiran sungai itu.

Sungai itu memiliki air yang jernih dan terpampang jelas di depan mata. Tetapi tujuan sebenarnya dari pencarian kami belum ditemukan. Kami melihat di sungai itu tidak ditemukan tebing seperti yang diceritakan. Diantara kami hampir saja ada yang pupus harapan. Dari balik semak-semak seorang pahlawan muncul. Ternyata dia adalah pemilik kbun yang sedan mmbersihkan rumput liar dikebunnya. Lelaki itu bernama Amir. Usianya sekitar 45 tahun. Langsung saja kami memperkenalkan diri dan mnjelaskan tujuan kami ke sana. Bapak itu menjelaskan bahwa Barieh Kala yang menjadi tujuan kami hanya berjarak 100 meter menyusuri sungai. Mendengar berita itu kami kembali bersemangat.
 

Setalah berjalan menapaki batu demi batu, akhirnya kami sampai di tempat tujuan dengan selamat. Air sungainya berwarna hijau dan jernih serta dipadukan dengan tebing yang kecoklatan menjadi pemandangan menarik saat sampai di sana. Tidak menunggu lama si kawan yang telah kepanasan langsung nyemplung ke sungai yang kami perkirakan memiliki kedalaman 1 hingga 5 meter.
 
Foto: Tampak air sungai barieh kala begitu jernih

Setengah hari kami habiskan waktu bersama di sungai yang diapit oleh dua tebing itu. Puas berenang kamipun pamit kepada seisi tempat untuk pulang mngingat cuaca yang tidak besahabat. Saat pulang kami sedikit berbincang-bincang semoga saja kedepannya tempat wisata seperti ini ada perhatian dari pemerintah untuk mempermudah akses ke sana dengan di buat jalan serta di rawat keindahannya. Semoga saja saat kami berbincang-bincang pemerintah mendengarnya. Hehhhehe..!!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cap Imam Muda Guci Rumpong

Pesona Teuraceu Kuala Pante