8/25/2018

Menilik Peninggalan Sultan Iskandar Muda di Pidie

 Foto: Situs cagar budaya Masjid Poeteumereuhom Labui

Kala itu dara begitu sejuk. Padahal matahari menunjukkan watak aslinya siang itu saat kami sampai di sebuah pintu gerbang yang begitu kokoh. Gerbang yang dihiasi dengan pagar beton di sekelilingnya itu tampak begitu indah dipadukan dengan warna yang mencolok. Saat memasuki halamannya tampak beberapa bale berjajar rapi di sisikiri dan kanan. Yaaap, kami sedang berada dimasjid Labui. Masjid yang begitu bersejarah di Babupaten PidieMasjid yang terletak di Gampong Labui Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie ini memang begitu besar pengaruhnya pada masa kesultanan Aceh Darussalam. Dulu masjid ini dikenal dengan nama Masjid Poeteumeureuhom. Namum sejak peralihan masa berubah nama menjadi Masjid Raya Labui. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Pidie dan berdiri atas gagasan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1612 M. Saat itu Sultan sedang mengumpulkan angkatan perang untuk menyerang Malaka.

Selain mempunyai misi untuk mengumpulkan para pasukan pada setiap daerah, Sultan juga mempunyai agenda lain, yakni memerintahkan pembangunan masjid di setiap daerah yang dilalui oleh sultan. Pembangunan selanjutnya pun dilakukan secara bergotong royong. Bahkan menurut cerita, masyarakat berbaris hingga kurang lebih 30 kilometer dari Kecamatan Muara Tiga (Laweung) hingga ke Labui untuk mengangkut batu secara estafet.

Dalam proses pembuatannya bangunan pertama masjid terbuat dari kayu yang beratap rumbia, dan dindingnya terbuat dari batu campur kapur. Selain itu untuk memperindah masjid Sultan juga sempat mendatangkan arsitek bangunan dari negeri Cina untuk mendesain ukiran pada Masjid Labui ini. Setelah pembangunan masjid selesai, di sekeliling masjid juga dibangun benteng pertahanan atau disebut dengan Diwai. Tetapi kini diwai tersebut telah dirobohkan seiring dengan dibangunnya bangunan masjid terbaru di samping masjid lama.

Selain pembangunan masjid, saat Sultan Iskandar Muda singgah di Labui juga meninggalan sebuah cindramata yang begitu indah yaitu sebuah tongkat pusaka. Tongkat ini  kepunyaan beliau sendiri yang terbuat dari campuran tembaga, emas, dan kuningan. Panjangnya kira-kira 1,20 cm dengan berat 5 kg serta bentuknya beruas-ruas seperti batang tebu. Tongkat ini masih tersimpan dan terjaga keasliannya dengan baik sampai sekarang.

Itulah sedikit penjelasan tentang sejarah Masjid Tua Labui. Semoga dengan penjelasan sedikit ini dapat mempelajari lebih dalam lagi tentang sejarah Aceh masa silam. Sejarah yang mengangkat marwah bangsa Aceh dimata dunia dan kami mengharapkan kepada semua pihak untuk sama-sama saling menjaga dan merawat apa saja yang telah ditinggalkan oleh para syuhada-syuhada kita pada masa lalu.

 Foto: Situs cagar budaya Masjid Poeteumereuhom Labui

Baca Juga:



EmoticonEmoticon