11/05/2018

Rumoh Aceh Bentara Gigieng

Foto Rumoh Aceh Bentara Gigieng tampak dari depan

Tepatnya tanggal 23 januari 2017 lalu, kami kembali melakukan perjalanan untuk mencari situs sejarah yang berada di Kabupaten Pidie. Kali ini kami menuju ke sebuah Gampong yang berada di pesisir timur Kota Sigli, yaitu Gampong Kuta Tuha, Gigieng. Dari nama daerahnya saja, sudah diketahui bahwa dulunya daerah itu terdapat sebuah kota yang ramai penduduk. Apalagi tidak jauh dari Gigieng, terdapat sebuah pelabuhan yang dikenal dengan sebutan Kuala Gigieng
Ketika sampai ditujuan kami takjub melihat sebuah bangunan yang besar dan megah. Yaaaapp,,,!! Inilah Rumoh Aceh dari Bentara Gigieng, seorang kepala daerah yang menguasai wilayah Gigieng. Rumoh Aceh tersebut hingga sekarang masih berdiri kokoh meski telah berumur 200 tahun lebih.


Foto Rumoh Aceh Bentara Gigieng tampak dari samping depan 

Pada dasarnya Rumoh Aceh di bangun untuk seorang putri. Tujuannya setelah menikah ia akan tinggal bersama suaminya di rumah itu. Inti bangunan Rumoh Aceh memiliki konstruksi dasar tiga ruang, 16 tiang utama dengan tipe satu bilik. Namun dalam masyarakat Pidie, terdapat rumah bagi pemimpin negeri maupun tokoh agama. Fungsinya sebagai pusat pengaturan pola dan sendi kehidupan masyarakat serta pelayanan masyarakat umum.yang diberikan kepada anak laki-laki sebagai penerus untuk melanjutkan tugas dan fungsinya sebagai administrator publik, seperti Rumoh Aceh yang terdapat di Kuta Tuha ini.

Rumoh Aceh yang memanjang dari timur ke barat ini mempunyai 44 tiang penyangga, terbuat dari kayu-kayu pilihan dan rata-rata berdiameter lebih kurang 20 cm. Dindingnya berupa papan yang sangat tebal. Walaupun memiliki ukuran yang besar, salah satu kelebihan dari Rumoh Aceh adalah pembangunannya yang hanya menggunakan tali rotan dan tali ijuk. Kemudian pembangunannya menggunakan pasak sebagai pengganti dari paku. Rumoh Aceh 44 tiang itu dipercantik dengan ukiran-ukiran indah di setiap dinding-dindingnya. Ukiran-ukiran itu diantaranya Ukiran Taloe Puta, Bungong Awan, Bungong Putek dan sebagainya.


Foto Ukiran Taloe Puta, Bungong Awan, dan Bungong Putek pada Rumoh Aceh Bentara Gigieng

Rumoh Aceh tanpa perawatan/peremajaan yang berkelanjutan akan rusak dengan sendirinya, seperti halnya dengan Rumoh Aceh Bentara Gigieng ini. Banyak bagian dalam dari Rumoh Aceh telah rusak. Faktor penyebabnya adalah akibat kayunya yang sudah lapuk. Tak ketinggalan ulah jahil tangan manusiapun ikut meramaikan pengrusakan, seperti lantai yang sudah tidak ada lagi serta bagian atapnya yang lapuk di makan usia.

Untuk merawat Rumoh Aceh tidaklah susah, hanya dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaganya. Dengan timbulnya kesadaran dalam diri masyarakat akan mempengaruhi perilaku masyarakat untuk menjaga dan merawatnya. Apalagi Rumoh Aceh merupakan salah satu indentitas dari masyarakat Aceh itu sendiri.


 Foto Syahbandar Gigieng, Teuku Muda Reumbajan,1879, Sumber foto Google.com

Foto Tampak ukiraan kaligrafi pada Bara Rumoh Aceh Bentara Gigieng 
 

Foto Tameh Rumoh Aceh Bentara Gigieng yang berjumlah 44 buah
 Foto Tahun serta ukiran kaligrafi pada Rumoh Aceh Bentara Gigieng

Foto tampak Rumoh Aceh Bentara Gigieng dari samping

Baca Juga:



EmoticonEmoticon