Sesampai di Gampong Teungkop Cut, tim Beulangongtanoh mejumpai Pak Geusyik setempat untuk meminta izin dan sekalian mengajak beliau sebagai penunjuk jalan ke lokasi. Selanjutnya tim dan Pak Geusyik beserta petuha gampong langsung menuju ke lokasi Rumoh Aceh itu berada.
Dari penjelasan Pak Geusyik Muzakkir (40), Rumoh Aceh yang terdapat di Lamkuta tersebut telah berumur lebih kurang 150 tahun. Awalnya di Lamkuta tersebut terdapat tiga banunan Rumoh Aceh dan satu Bale Rongsari yang digunakan untuk melakukan rapat. Namun sekarang hanya tersisa satu Rumoh Aceh yaitu milik bentara Sama Indra, kondisinya pun sekarang sangat memprihatinkan.
Sangat disayangkan, Rumoh Aceh tersebut tidak terawat dan bahkan bisa dikatakan dibiarkan begitu saja. Kondisinya sangat kotor, dinding disisi timur dan barat sudah tidak ada lagi sehingga menjadikan Rumoh Aceh tersebut memang sudah lama ditinggalkan begitu saja. Kondisinya semakin diperparah dengan lantai yang sudah lapuk dan sudah berlubang di mana-mana. Hal ini membuat kita saat berjalan haruslah dengan sangat berhati-hati.
Itulah sedikit penjelasan tentang Rumoh Aceh Bentara Sama Indra Mukim VIII. Sudah selayaknya semua kalangan untuk merawat dan peduli akan sejarah bangsanya sendiri, bangsa yang begitu gagah dan pantang menyerah ketika melawan penjajah. Bagaimana kita mengaguminya tetapi dalam kehidupan sehari-hari tidak menjaga serta merawat warisan yang telah ditinggalkan oleh Endatoe terdahulu.(zk)Mukim VIIIDalam sejarahnya di masa lalu, Rumoh Aceh di Lamkuta ini juga digunakan sebagai benteng pertahanan. Itu bisa dilihat dengan tumbuhnya pohon bambu yang menutupi hutan Lamkuta. Selain itu, ketika Aceh dalam keadaan darurat militer, Rumoh Aceh Bentara Sama Indra ini pernah digunakan sebagai tempat diadakannya rapat aceh merdeka (AM) sebanyak dua kali yang dipimin oleh Hasan Tiro.
foto : ukiran pada salah satu sudut Rumoh Aceh Bentara Sama Indra
Mukim VIII
Mukim VIII
foto : pasak pada pintu depan Rumoh Aceh Bentara Sama Indra Mukim VIII
EmoticonEmoticon