Bangku Marsose, Bukti Perjuangan Aceh
Pagi ini langit begitu mendung, dengan cuaca tidak menentu kami tim beulangoeng tanoh mengeksplorasi salah satu wilayah Tangse yang berada di pedalaman Kabupaten Pidie, bertujuan untuk mencari rekam jejak sejarah Belanda ketika dulu menjajah Aceh yang berada di wilayah Tangse. Sebelumnya informasi ini kami peroleh dari internet mengenai keberadaan sebuah bangunan peninggalan Belanda di daerah Beungga Kecamatan Tangse, lokasi situs sejarah ini tidak mudah terlihat dari jalan Provinsi lintas Beureunen-Tangse, dikarenakan akses menuju situs tersebut sudah tertutup oleh pekebunan warga.
Sebuah perjalanan panjang yang penuh rintangan dan melelahkan bagi belanda dalam mengejar pasukan Aceh, dipahat dalam sebuah monumen bangku marsose bagi pasukan Belanda yang berperang dengan bangsa Aceh saat itu. Bangku ini dibuat untuk memperingati "Mara ke Tangse". Istilah ini diartikan sebagai peringatan tentara Belanda yang pergi ke Tangse.
Dalam usaha mematahkan serangan dari para pejuang Aceh yang gagah berani dalam pertempuran sehingga memerlukan tiga kali usaha untuk mengejarnya. Dalam pengejaran tersebut banyak prajurit Belanda tewas. Oleh sebab itu, dibuatlah monumen Bangku Marsose tersebut untuk mengenangnya dan menjadi bukti atas pantang menyerahnya pasukan Aceh.
Memandang Bangku Marsose yang hampir roboh, rusak akibat ulah tangan jahil manusia terlihat dari plakat yang berada di tengah-tengah Bangku Marsose tersebut telah hilang Serta bagian-bagian lainnya yang mulai terkikis dimakan oleh waktu. Bangunan berbentuk seperti kursi melingkar terbuat dari beton tampak tidak terawat dan terbengkalai, dapat dilihat dari banyak bagian bangunan bangku telah rusak dan hilang.
Dalam perjalanan menuju lokasi tersebut mata kita di suguhkan dengan pemandangan alam yang masih alami, tidak jauh berada di depan bangku marsose tepatnya di atas Puncak gunung yang ada tepat di depan, menurut pengakuan warga katanya terdapat sebuah monument yang bisa kita lihat dari bangku tersebut, masyarakat setempat menyebutnya "Pela" (monument gunung berapi yang di buat oleh Belanda), yang berarti daerah tersebut terdapat gunung api, dibuktikan dengan adanya kolom air panas di kaki gunung.
Kita sebagai bangsa yang menjujung tinggi nilai sejarah, sudah sepatutnya kita untuk menjaga dan merawat situs-situs sejarah yang masih ada. Agar menjadi pelajaran bagi anak cucu kita kedepan bahwa perjuangan meraih merdeka bukanlah jalan mudah dan singkat.(an)
Foto : Tampak bangku marsose dalam kebun warga dengan kondisi telah rusak
Komentar
Posting Komentar