10/05/2021

Mengenal Rumoh Adat Aceh

Foto : Rumoh Aceh Raya Bentara Blang Ratnawangsa federasi mukim XII yang di bangun pada tahun 1352 H / 1933 M, Gampong Meunasah Jurong, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie.

Rumah ialah bangunan yang dijadikan tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu, tempat dalam bahasa suku Aceh disebut rumoh (rumah) yang berbentuk bangunan- tradisional atau lebih tepatnya disebut Rumoh Aceh. Rumoh Aceh merupakan bangunan yang dibentuk diatas tiang-tiang bundar yang terbuat dari batang-batang kayu yang kuat. Tiang-tiang itu disebut tameh. Adapun jumlah tiang mencapai 20 hingga 24 buah yang besarnya lebih kurang 30 cm. Tinggi bangunan sampai batas lantai lebih kurang dua setengah meter, sedangkan tinggi keseluruhan bangunan itu lebih kurang lima meter.


Bagian bangunan yang berada di bawah lantai merupakan kolong terbuka karena tidak dihiasi dengan dinding. Bagian ruangan rumah yang berada di atas tiang-tiang terbagi atas tiga ruangan, yaitu ruangan depan (seuramoe keu), ruang tengah yang disebut tungai. dan ruang belakang (seuramoe likot). Ruang tengah letaknya lebih tinggi setengah meter dari pada ruang depan dan ruang belakang. Keseluruhan ruangan berbentuk empat persegi.


Pada bagian tengah dinding depan terdapat pintu masuk dan pada dinding samping kanan dan kiri terdapat jendela, sedangkan untuk mengakses atas rumah didirikan sebuah tangga dari kayu. Atap rumah yang berabung satu berbentuk memanjang dari samping kiri ke samping kanan dengan dua cucuran atap. Kedua cucuran atap berada pada bahagian depan dan belakang rumah, sedangkan perabungnya berada di bagian atas ruang tengah. Di tambah  depan rumah terdapat balai tempat duduk-duduk dan pada salah satu sudut rumah terdapat lumbung padi.


Rumoh Aceh adalah rumah yang didirikan di atas tiang- tiang sehingga bentuk rumoh Aceh dapat dilihat dari bagian bawah, bagian atas dan bagian atap. Bagian bawah berbentuk kolong rumah yang berada di bawah lantai. Kolong rumah itu berada dalam keadaan terbuka karena tidak diberi berdinding. Tinggi lantai dari rumah lebih kurang 2,3 meter bagi lantai ruang depan dan ruang belakang, dan 2,8 meter bagi lantai ruang tengah. Tinggi kolong rumah yang berada di bawah ruang depan dan ruang belakang adalah 2,3 meter, sedangkan tinggi kolong yang berada di bawah ruang tengah adalah 2,8 meter.


Pada kolong didapati deretan tiang-tiang rumah yang terdiri atas empat deretan, yaitu deretan depan, deretan tengah depan, deretan tengah belakang dan deretan belakang. Pada masing-masing deretan itu terdapat enam buah tiang. Tiang-tiang itu berderet menurut arah Timur-Barat. Jarak antara tiang dengan tiang dalam satu deretan lebih kurang dua setengah meter. Demikian juga jarak antara satu deretan tiang dengan deretan tiang yang lain.


Pada bagian depan kolong itu kadang-kadang terdapat balai tempat duduk, sedangkan pada bagian belakang terdapat kandang ayam atau itik. Namun sekarang kandang ayam itu sudah jarang ditempatkan pada kolong rumah.


Bagian atas merupakan bagian ruangan rumah. Keseluruhan ruangan Rumoh Aceh berbentuk  bujur sangkar yang dibagi atas tiga ruangan yang lebih kecil, yaitu ruang depan (serambi depan), yang disebut seuramoe keue atau seuramoe reu nyeuen (serambi bahagian tangga), ruang tengah yang disebut tungai dan ruang belakang yang disebut seuramoe likot.


Pintu rumah terdapat pada bagian tengah dinding depan. Sekarang letak pintu rumah kadang-kadang pada ujung sebelah kiri atau kanan ruangan depan. yang berukuran lebih kurang lebar 0,8 meter, dan tingginya 1.8 meter. Jendela rumah yang disebut tingkap terdapat pada dinding sebelah kiri dan kanan setiap ruangan. Tetapi rumoh Aceh terdahulu tidak menggunakan jendela.


Pada ruangan tengah (tungai) terdapat loteng yang disebut para. Para itu selain berfungsi sebagai loteng juga berfungsi sebagai tempat yang menyimpan barang-barang yang jarang digunakan atau senjata senjata tajam seperti tombak, pedang, kalawang dan lainnya.


Atap rumoh Aceh yang terbuat dari anyaman daun rumbia adalah atap yang berabung satu. Rabung itu memanjang dari samping kiri ke samping kanan, sedangkan cucuran atapnya berada di bahagian depan dan belakang rumah. Rabung rumah yang disebut tampong berada di bagian atas ruang tengah.


Ruangan tengah lebih tinggi setengah meter dari pada serambi depan dan serambi belakang. Sedangkan serambi depan dan serambi belakang sama tingginya. Oleh karena itu lantai ketiga ruangan tidak bersatu. Jadi masing-masing ruangan mempunyai lantai yang terpisah-pisah.


Pada dinding sebelah samping kanan dan kiri terdapat jendela yang berukuran lebih kurang lebar 0.6 meter dan tingginya 1 meter yang disebut tingkap. Kadang-kadang jendela terdapat juga pada dinding sisi depan. Jendela tersebut terdapat pada rumah yang berdinding papan, sedangkan pada rumah yang berdinding tepas pada umumnya tidak memakai jendela.


Diatas dinding depan bahagian luar kadang-kadang terdapat juga rak tempat meletakkan barang-barang kecil yang disebut sandeng. Pada serambi depan ini biasnya diletakkan meja tempat anak-belajar dan kursi. Pada umumnya sebagian besar rumoh Aceh tidak diperlengkapi dengan perlengkapan tersebut. Untuk tempat duduk pada umumnya menggunakan tikar yang dihampar sepanjang serambi depan tersebut. Jadi. serambi depan ini sifatnya terbuka.


Kalau serambi depan sifatnya terbuka, maka ruangan tengah sifatnya tertutup, karena di ruangan tengah ini terdapat dua buah bilik (kamar) tempat tidur. Kedua kamar tersebut masing-masing terletak di ujung sebelah kiri dan di ujung sebelah kanan ruangan tengah tersebut. Jika letak kedua kamar itu didasarkan pada kebiasaan letak rumoh Aceh, yaitu menghadap ke Utara atau ke Selatan maka kedua kamar itu masing-masing terletak di sebelah Timur dan di sebelah Barat. Sedangkan di tengah-tengah ruangan terdapat gang yang menghubungkan serambi depan dengan serambi belakang yang disebut rambat. Kedua kamar tersebut masing-masing diberi nama rumoh inong dan  rumoh anjong. Rumoh inong adalah kamar yang berada di sebelah barat sedangkan rumoh anjong adalah kamar yang berada di sebelah Timur.


Setiap masing-masing kamar terdapat jendela. Jendela untuk rumoh anjong pada dinding kamar sebelah Timur, sedangkan jendela rumoh inong pada dinding kamar sebelah Barat. Pintu kedua kamar itu terletak pada dinding yang menghadap ke ruang belakang (serambi belakang). Namun ada juga pada dinding yang menghadap ke rambat (gang).


Sebagaimana halnya dengan ruangan depan maka ruangan belakangpun tidak terdapat ruangan-ruangan kecil. Jadi ruangan belakang ini berbentuk sebuah ruangan saja. Namun ruangan belakang ini berbeda dengan ruangan depan karena ruangan belakang kadang-kadang diperlebar sedikit dengan cara menambah dua buah tiang lagi pada bahagian Timur dari ruangan belakang ini. Bagian ruangan yang ditambah ini disebut anjong atau ulee keude. Di sinilah biasanya posisi dapur. Selain penambahan ruangan di sebelah Timur, kadang masih ada lagi penambahan ruangan kira-kira satu setengah meter lagi arah ke belakang dengan cara memasang balok toi yang ujung bagian belakangnya lebih panjang satu setengah meter dari pada ukuran biasa. Yang dimaksud dengan balok toi adalah balok yang menghubungkan tiang deretan tengah belakang dengan tiang deretan belakang. Dengan memasang balok toi yang ujungnya lebih panjang satu setengah meter, maka pada ujung yang dilebihkan itu dapat disambung lagi lantai ruangan belakang itu sehingga ruangan belakang menjadi bertambah luas. Bagian ruangan yang ditambah itu kebagian belakang ini disebut tiphik. Di tempat itu biasanya disimpan kayu bakar, guci tempat air dan lain-lain.


Pada dinding ujung sebelah barat dari ruangan belakang itu terdapat sebuah jendela yang besarnya sama dengan jendela yang terdapat pada serambi depan, sedangkan pada ujung sebelah timur tidak terdapat jendela yang posisi bagian dapur.


Seperti telah dikemukakan di atas, maka sekarang ada juga rumoh Aceh yang mempunyai ruangan khusus untuk dapur yang disebut rumoh dapu. rumoh dapu  didirikan di belakang rumah dan berdempetan dengan ruangan belakang. Letak ruangan dapur tersebut lebih rendah dari serambi belakang: malah kadang-kadang berada di atas tanah. Antara ruangan belakang dengan ruangan dapur dihubungkan oleh sebuah tungai. Bagi rumah yang mempunyai ruangan dapur tersendiri tentu tidak lagi menggunakan ruangan belakang sebagai tempat kegiatan masak-memasak.


Ruangan lain yang juga dapat kita dapati dibagian luar rumah adalah ruangan balai yang disebut bale. Balai ini merupakan ruangan terbuka sebagai tempat duduk-duduk bersantai yang terdapat di depan rumah. Tinggi ruangan itu kira-kira satu meter dari tanah.


Berikut ini akan dilihat fungsi dari ruangan-ruangan yang ada.


Foto : Rumoh Aceh Raya Raja Husen Bentara Reubee yang dibangun pada tahun 1351 H 1932 M, Gampong Neulop, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie.

Ruangan depan adalah ruangan yang serba guna sesuai dengan keadaannya yang terbuka karena tidak berbilik-bilik. Fungsi ruangan depan antara lain sebagai tempat menerima tamu, tempat duduk untuk makan ketika ada acara-acara kenduri dan perkawinan, tempat anak anak belajar dan mengaji, tempat sembahyang dan tempat tidur-tiduran. Selain itu ruangan depan ini dipergunakan sebagai tempat tidur bagi anak-anak, terutama anak laki-laki.


Bagi rumah yang mempunyai tradisi menggunakan kursi tempat duduk, maka kursi tersebut diletakkan pada ruangan ini. Selain itu ruangan ini juga dipergunakan sebagai tempat menyimpan padi jika padi tersebut tidak muat lagi di dalam lumbung.


Ruangan tengah sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu adalah ruangan yang terdiri atas dua buah bilik (kamar), masing-masing terdapat sebelah Timur dan sebelah Barat, dan sebuah gang. Oleh karena itu fungsi utama ruangan tengah ini adalah sebagai ruangan tempat tidur. Sedangkan gang yang terdapat di tengah-tengah berfungsi sebagai tempat lalu lintas antara ruangan (serambi) depan dengan ruangan (serambi) belakang.


Kamar sebelah Barat yang disebut rumoh inong biasanya ditempati oleh kepala keluarga, sedangkan kamar sebelah Timur yang disebut rumoh anjong ditempati oleh anak-anak perempuan. Jika ada anak perempuan yang sudah dinikahkan rumoh inong ditempati oleh anak perempuan tersebut, sedangkan kepala keluarga pindah ke rumoh anjong. Anak-anak yang semula menempati rumoh anjong pindah ke ruangan (serambi) belakang di ujung sebelah Barat. Selanjutnya bila ada dua anak perempuan yang sudah dinikahkan, sedangkan kepala keluarga tersebut belum mampu mendirikan rumah yang lain, maka kamar sebelah Barat diserahkan untuk anak perempuan yang tertua dan kamar sebelah Timur diserahkan untuk anak perempuan yang muda. Dalam keadaan seperti ini kepala keluarga terpaksa menyingkir ke serambi belakang bagian Barat.


Sebahagian ruangan belakang dipergunakan sebagai ruangan dapur dan ruangan tempat makan. Dapur berada sebelah Timur. Jika ruangan belakang ini menggunakan anjong atau ulee keude maka dapur diletakkan di anjong. Bahagian Barat dari ruangan belakang ini dipergunakan sebagai tempat duduk dan tempat sembahyang. terkadang tempat ini dipergunakan juga untuk tempat tidur bagi keluarga yang banyak anggota keluarga.(an)

 

Sumber :

Arsitektur Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh, 1984

wawancara keluarga Bentara Reubee


Baca Juga:



EmoticonEmoticon