1/05/2022

Syaikh Abdullah Tiro

Foto : Komplek makam Teungku Syaikh Abdullah Tiro Gampong Pante Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie.

Muhamad Saman atau yang lebih dikenan dengan sebutan Tgk Chik Di Tiro adalah putra dari Tengku Sjech Abdullah anak Tengku Sjech Ubaidillah dari kampung Garot negeri XII Mukim Samaindra, Pidie. Ibunya bernama Siti Aisyah, putri dari Tengku Sjech Abdussalam Muda Tiro anak Leube Polem Tjot Rheum, kakak dari Tgk Chik Muhammad Amin Dajah Tjut. Ia lahir pada tahun 1836 Masehi, bertepatan dengan 1251 H / 1836 M di Dajah Krueng kenegerian Tjombok Lamlo (Kota Bakti) (Zentgraff, 1982: 29).


Komplek makam Teungku Abdullah tiro berada di gampong Pante Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie, terletak dalam sebidang tanah di samping irigasi Krueng Baro. Dalam komplek  tersebut selain makan teungku Abdullah juga terdapat sepuluh makam lainnya yang merupakan keluarga dari beliau.


Foto : Selain makam Teungku Syaikh Abdullah Tiro terdapat juga beberapa makam dari keluarga beliau, Gampong Pante Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie.

Hingga saat ini masih tersimpan arakata atau silsilah keturunan beliau yang disimpan oleh ahli waris. Bagian atas kertas tertulis: Silsilah Keturunan Alm. Tengku Chik di Tiro, bagian bawah kertas tertera sejumlah tanda tangan. Camat Indrapuri, Muhammad Jahja Amin; Bupati Aceh Besar, Ibrahim, dan Abdul Wahab Umar Tiro selaku pihak keluarga, yang mana pada keterangan di atas tanda tangan pada kertas tersebut tertulis, “di perbuat oleh Tjitjit (anak dari tjutju) Alm. Tgk. Sjhik di Tiro”.


Teungku Chik di Tiro mempunyai lima putra dan satu putri, yaitu Teungku Mat Amin, Teungku Mahidin, Teungku di Tungkob, Teungku di Buket (Teungku Muhammad Ali Zainul abidin), dan Teungku Lambada, dan seorang putri bernama Fatimah. semasa kecil beliau hidup dalam masyarakat kaum agama dan bergaul dengan ayahnya yang mengajar bermacam-macam ilmu di Garot. Setelah berusia 15 tahun ia pindah belajar pada pamannya Teungku Chik Dayah Tjut di Tiro dalam bermacam ilmu. Kemudian pindah belajar pada Teungku Muhammad Arsyad (Teungku Chik di Jan Ie Leubeu). Setelah itu, ia melanjutkan menuntut ilmu pada Teungku Abdullah Dajah Meunasah Blang, selanjutnya beliau belajar pada Teungku Chik Tanjung Bungong di Tanjung Bungong. Tidak berhenti disitu  Teungku Chik di Tiro belum puas terhadap ilmu yang didapatnya selama ini. Kemudian beliau pergi ke Lam Krak, Aceh Besar untuk memperluas wawasan dan pandangannya. Setelah dua tahun di sana beliau kembali ke Tiro lalu mendirikan sebuah dayah di Pante Garot dan mengajar bersama pamannya Teungku Dayah Tjut guna untuk mengajarkan dan memperkuat bermacama macam ilmu agama yang telah beliau pelajari sebelumya, beliau juga sangat dikenal sebagai ulama yang pernah jaya pada masanya.


Satu hal yang unik dalam penamaan keluarga besar Tiro yaitu menamai nama anak dan cucu mereka dengan nama yang sama dari nama buyut yang hidup pada zaman dan generasi yang sebelumnya. Bahkan hingga kini hal tersebut masih berlaku dalam keluarga besar ini.(an)


Foto : Silsilah keturunan Syaik Abdullah Tiro



Baca Juga:



EmoticonEmoticon